Rabu, 13 Mei 2009

uji penyabunan

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI PENYABUNAN DAN PENGENDAPAN PADA MINYAK GORENG

OLEH :

I GD ARMA REKA PRIMA YOGA NIM. 0703051010

JURUSAN ANALIS KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2009

Uji Penyabunan Dan Uji Pengendapan Pada Minyak Goreng

I Gd Arma Reka Prima Yoga

Analis Kimia, FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik non polar,misalnya benzena, pentana,dietil eter, dan karbon tetraklorida..

Lemak atau minyak nabati atau hewani adalah contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau minyak dapat dihidrolisa oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisa ini disebut penyabunan (safonifikasi).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1). Untuk meningkatkan keterampilan dalam praktikum dan dapat melaksanakan praktikum uji penyabunan dan peroksida, (2). Mengetahui terbentuk atau tidak sabun dengan menggunakan sampel, (3). Mengetahui ada tidaknya endapan jika sabun yang terbentuk dari sampel jika dalam suasana asam.

Uji penyabunan pada minyak goreng, dilakukan dengan 10 mL KOH alkoholis ditambahkan dalam sampel yang akan diuji. Larutan kemudian dikocok dan dipanaskan dalam penangas air didih, hingga satu tetes larutan larut sempurna. Sabun yang dihasilkan diuji dengan menambahkan beberapa tetes larutan sabun pada aquades. Apabila terbentuk busa berarti terbentuk sabun. Selanjutnya adalah uji pengendapan yaitu HCL pekat ditambahkan pada larutan sabun. Kemudian pH larutan diuji dengan indikator universal sampai pH larutan berkisar 1 sampai 3, penambahan HCL dihentikan. Dengan adanya endapan menguatkan bahwa sabun sudah terbentuk, pada suasana asam akan membentuk endapan.

Kata Kunci : uji penyabunan, uji pengendapan, minyak goreng.

PENDAHULUAN

Lipid merupakan komponen jaringan yang heterogen dan penggolongannya didasarkan atas kelarutannya didalam pelarut-pelarut lemak, seperti eter dan lain-lain. Sedangkan komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbadaan kelarutan didalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya didalam aseton. (Anonim. tt)

Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid adalah reaksi penyabunan. Alkali menghodrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan. (Anonim. tt)

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik non polar,misalnya benzena, pentana,dietil eter, dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan maupun hewan. (Wahjudi, 2005)

Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat), lemak susu (milk fat) dan minyak ikan (fish oil). Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan.

Minyak dan lemak merupakan bagian dari lipid. Secara umum minyak dan lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dan lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial sepeti asam linolenat,linoleat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber pelarut bagi vitamin-vitamin A,D,E, dan K. (Winarno,2002)

Lemak dan minyak dapat dibentuk secara alami. Misalnya lemak dalam tanaman,lemak disintesis dari satu gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak. (Winarno,2002)

Gliserida, atau dikenal pula sebagai ester dari gliserol dan asam lemak. Minyak nabati serta lemak hewani adalah gliserida yang tersusun dari gliserol dan asam lemak. Gliserol (Propan-1,2,3-triol) memiliki tiga gugus hidroksil fungsional (-OH) yang dapat teresterifikasi oleh asam lemak. Jika hanya satu gugus hidroksil teresterifikasi dinamakan monogliserida, jika dua yang teresterifikasi dinamakan digliserida, dan jika ketiga gugus hidroksilnya teresterifikasi disebut trigliserida. Trigliserida disebut juga triasilgliserol atau triasilgliserida. Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani.


(Gambar 1. struktur triasilgliserol). (Anonim3, 2008)

Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", dimana R, R' dan R" masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R'COOH and R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan biasanya terdiri dari jumlah atom karbon yang genap disebabkan cara asam lemak dibiosintesis dari asetil KoA. Sekalipun begitu, bakteria memiliki kemampuan untuk menyintesis asam lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang. Karena itu, hewan memamah biak biasanya memiliki asam lemak berkarbon ganjil, misalnya 15, karena aksi bakteria didalam rumennya.

Asam lemak atau juga triasilgliserol akan terhidrolisis jika dipanaskan atau didihkan dengan ditambah asam atau basa contuhnya KOH atau NaOH, atau juga jika diberikan enzim lipase. Hidrolisis asam lemak atau triasilgliserol oleh KOH atau NaOH disebut reaksi penyabunan atau pembentukan sabun. Pembuatan sabun merupakan salah satu sintesis kimia yang paling tua. Bila gliserida lemak dihidrolisis, maka akan menghasilkan garam dari karoksilat dan gliserol, CH2OHCHOCH2OH (Kimia Organik II, 1994).

Berdasarkan laatr belakang diatas, maka praktikum uji penyabunan dan uji pengendapan ini dilakukan. Dengan dilakukannya praktikum ini akan sangat bermanfaat bagi kami, dan juga orang lain yang ingin melakukan praktikum ini. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut (1). Untuk meningkatkan keterampilan dalam praktikum dan dapat melaksanakan praktikum uji penyabunan dan peroksida, (2). Mengetahui terbentuk atau tidak sabun dengan menggunakan sampel, (3) Mengetahui ada tidaknya endapan jika sabun yang terbentuk dari sampel jika dalam suasana asam. Hasil praktikum ini akan memberikan manfaat sebagai berikut.

1) Hasil praktikum ini dapat dijadikan informasi mengenai dapat atau tidak membuat sabun dari minyak goreng.

2) Hasil praktikum ini dapat dijadikan dasar untuk pemanfaatan minyak goreng.

BAHAN DAN METODE

Pengambilan Sampel

Sampel minyak goreng dibeli di pasar tradisional di kota Singaraja, dengan mempertimbangkan bahwa minyak goreng ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan kananan. Sampel minyak goreng ini diambil dengan prosedur sebagai berikut .

1) Sampel di beli langsung di pasar tradisional di kota Singaraja. Sampel dibungkus dan disimpan dalanm plastik.

2) Sampel disimpan dalam tempat yang kering dan besoknya dibawa segera ke tempat pengujian.

Alat dan Bahan

Tabel 1. Nama alat yang digunakan dalam praktikum

Nama Alat

Jumlah

Pipet tetes

2 buah

Gelas kimia 100mL

2 buah

Gelas kimia 50 mL

3 buah

Penangas air

1 buah

Pipet volumetrik 25mL

1 buah

Karet penghisap

1 buah

Gelas ukur 5 mL

2 buah

Kertas indikattor universal

3 buah

Gelas kimia kecil

3 buah

Tabel 2. Nama bahan yang digunakan dalam praktikum

Nama Alat

Keterangan

KOH Alkoholis 10%

10 mL

Sampel Minyak Goreng

5 mL

HCL Pekat

Secukupnya

Penyiapan Sampel Minyak Goreng

Sampel Minyak goreng langsung dibeli di pasar tradisional di kota Singaraja. Sampel yang dibeli sudah dalam keadaan baik dan ditempatkan dalam plastik. Sampel yang sudah dibeli langsung dibawa ke laboratorium untuk diuji.

Pembuatan Larutan

Pembuatan Larutan KOH Alkoholik 10%

9,1 gram padatan alkohol dilarutkan dalam sedikit alkohol sampai larut. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml ditambah alkohol sampai batas labu ukur. Lalu kocok sampai homogen.

HCl (asam-klorida)

HCl ini langsung diambil dari btol, karena yang diperlukan dalam keadaan pekat, jadi tidak diencerkan lagi. HCl merupakan asam kuat dengan berat molekul 36,45. Menyebabkan luka baker dan dermatitis kulit melepuh dan uapnya juga dapat menyebabkan hal yang sama. Titik didihnya adalah 127 °F.

Pengujian Penyabunan Dan Pengendapan Pada Minyak Goreng

Pada uji penyabunan pertama dilakukan adalah 10 mL KOH alkoholis ditambahkan dalam minyak goreng yang akan diuji. Larutan kemudian dikocok dan dipanaskan dalam penangas air didih, hingga satu tetes larutan larut sempurna. Sabun yang dihasilkan diuji dengan menambahkan beberapa tetes larutan sabun pada aquades. Selanjutnya adalah uji pengendapan yaitu HCL pekat ditambahkan pada larutan sabun. Kemudian PH larutan diuji dengan indikator universal sampai PH larutan berkisar 1 sampai 3, penambahan HCL dihentikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, terdiri dari uji penyabunan dan uji pengendapan pada sampel minyak goreng. Berikut ini hasil praktikum yang telah dilaksanakan.

Uji Penyabunan Pada Minyak Goreng

Pada praktikum dengan sampel minyak goreng dilkukan uji penyabunan dengan cara, sampel minyak goreng ditambahkan 10 mL KOH alkoholis. Minyak goreng yang mulanya berwarna orange setelah ditambahkan dengan KOH alkoholis bening yang terjadi adalah warna larutan menjadi orange tetapi lebih bening dari sebelumnya dan terbentuk dua lapisan, lapisan atas agak encer dan lapisan bawah lebih pekat. Tujuan penambahan KOH adalah untuk mempercepat terjadinya proses penyabunan, dimana KOH merupakan basa yang dapat menghidrolisis lemak sehingga terbentuk gliserol dan sabun, dimana pada proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol. Proses ini akan dapat berjalan basa tertentu. Proses hidrolisis menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Penambahan KOH harus diperhatikan, karena apabila penambahan KOH sedikit maka proses perubahan minyak menjadi sabun menjadi kurang sempurna sehingga sabun akan banyak mengandung asam lemak. Alkohol dalam KOH alkoholis berfungsi dalam proses hidrolisis alkali karena pada umumnya lipida tidak larut dalam air oleh karena itu kecepatan hidrolisa dapat dipercepat dengan memakai pelarut yang sesuai. Maka akan terjadi reaksi sebagai berikut:

O O

R- C – R’ + KOH R – C – O + K+ + R’OH

Secara umum reaksi penyabunan dapat dituliskan sebagai berikut:

O O

CH2O – C – R1 CH2OH R1 – C – OK

O O

HCO – C – R2 + 3KOH → HCOH + R2 – C – OK

O O

CH2O – C – R1 CH2OH R1 – C – OK

Lemak/minyak gliserol sabun

Selanjutnya campuran yang terbentuk ini kemudian dipanaskan dalam pengangas air. Hasilnya campuran yang tadinya terbentuk dua fase berubah menjadi larutan yang terdiri dari satu fase.

Kemudian satu tetes larutan ini ditambahkan air, pada saat perlakuan ini larutan yang diuji dalam air melarut sempurna dan tidak terdapat endapan atau menimbulkan kekeruhan dan larutan yang terbentuk bening. Karena larutan yang diuji sudah larut sempurna maka selanjutnya ditambahkan air sebanyak 10 mL kedalam larutan yang dipanaskan. Pemanasan larutan dihentikan jika semua alkohol sudah menguap,semua alkohol menguap dibuktikan dengan apabila dicium bau larutan tersebut sudah tidak berbau alkohol, cara yang kedua adalah jika larutan sudah menguap, karena alkohol yang terdapat larutan memiliki titik didih sekitar 800C, sedangkan air 1000C pada tekanan 1 atm. Maka jika larutan mendidih maka suhu larutan sekitar 1000C dan karena tekanan dilaboratorium sekitar 1 atm , jadi alkohol yang terdapat dalam larutan pasti sudah menguap.

Setelah larutan selesai dipanaskan dilakukan uji busa, yaitu dengan cara 2 mL larutan yang diuji dimasukkan kedalam 5 mL aquades kemudian dikocok-kocok, apabila belum terbentuk busa ditambakkan lagi larutan yang diuji. Pada praktikum ini pada saat uji busa, terbenntuk busa dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa busa yang tebentuk menandakan bahwa reaksi penyabunan berhasil dan membuktikan bahwa sabun dapat dibuat dari minyak olive, tetapi busa yang dihasilkan sedikit, ini berarti busa dari sabun yang dihasilkan tidak banyak.

Uji Pengendapan Pada Sabun Dari Minyak Goreng

Selanjutnya dilakukan uji pengendapan pada sabun yag sudah jadi. Larutan HCL pekat ditambahkan ke dalam larutan sabun yang diuji, sampai larutan sabun bereaksi dengan asam kuat. Pada penmbahan HCL pekat pada larutan sabun, terjadi perubahan, mula-mula larutan sabun berwarna bening kekuningan setelah ditambahkan dengan HCL pekat perlahan-lahan larutan menjadi putih keruh. Hal ini menunjukkan bahwa ketika larutan sabun diasamkan akan terbentuk endapan secara perlahan-lahan, tergantung jumlah asam yang ditambahkan Larutan kemudian dikocok, selanjutnya larutan diuji dengan kertas indikator universal. Penambahan HCL pekat dihentikan apabila larutan sudah berada pada rentangan pH 1 sampai 3. Pada praktikum yang dilakukan pH larutan yang ada adalah 1 dan didalam larutan terdapat endapan berwarna putih, sehingga larutan terlihat keruh. Hal ini menunjukkan bahwa endapan yang terbentuk sudah banyak dan menyebabkan larutan keruh, jadi untuk uji pengendapan hasilnya positif. Rantai panjang hidrokarbon sabun tidak larut dalam air, sabun cenderung berkelompok untuk mengurangi kontak dengan molekul-molekul air yang mengelilinginya, sebaliknya gugus-gugus yang polar cenderung melakukan kontak dengan air. Dalam air, molekul-molekul sabun secara otomatis bergerombol dalambentuk misel. Dalam misel sabun, gugus-gugus karboksil membentuk permukaan bermuatan negatif dan rantai-rantai hidrokarbon yang non polar mengarah kepusat. Sabun tergolong garam dari asam-asam lemah , yang dalam asam-asam mineral dapat berubah menjadi asam asam lemak bebas (free fatty acids = FFA). Mengingat sabun larut dalam air sebagai misel, FFA tidah larut dan membentuk biuh. Reaksinya sehingga terbentuk endapan adalah.

CH3(CH2)16COO-Na+ + HCl CH3(CH2)16COOH + NaCl

(larut dalam air (tidak larut dalam air)

sebagai misel)

Dengan alasan ini, sabun tidak dapat digunakan dalam larutan asam. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang disailkan dari Na+ dari larutan sabun dan Cl- dari HCl pekat bereaksi dan membentuk NaCl yang berupa padatan yang berwarna putih. Selain itu juga endapan tersebut disebabkan oleh ion negatif dari misel (CH3(CH2)16COO-) dan ion Positif (H+) dari HCl yang bergabung membentuk CH3(CH2)16COOH yang tidak larut dalam air yang menjadi endapan yang menyebabkan larutan menjadi keruh.

Jawaban Pertanyaan

1. Fungsi penambahan KOH pada reaksi penyabunan adalah mempercepat terjadinya proses penyabunan, dimana KOH merupakan basa yang dapat menghidrolisis lemak sehingga terbentuk gliserol dan sabun, dimana pada proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol. Proses ini akan dapat berjalan basa tertentu. Proses hidrolisis menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Maka akan terjadi reaksi sebagai berikut:

O O

CH2O – C – R1 CH2OH R1 – C – OK

O O

HCO – C – R2 + 3KOH → HCOH + R2 – C – OK

O O

CH2O – C – R1 CH2OH R1 – C – OK

Lemak/minyak gliserol sabun

2. Fungsi penambahan HCl pekat pada uji pengendapan sabun adalah untuk mengendapkan ion negatif yang terdapat dalam misel, dimana ion negatif dari misel (CH3(CH2)16COO-) dan ion Positif (H+) dari HCl yang bergabung membentuk CH3(CH2)16COOH yang tidak larut dalam air yang menjadi endapan yang menyebabkan larutan menjadi keruh. Reaksinya sebagai berikut.

CH3(CH2)16COO-Na+ + HCl CH3(CH2)16COOH + NaCl

(larut dalam air (tidak larut dalam air)

sebagai misel)

SIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1) Reaksi penyabunan berhasil dilakukan pada minyak goreng, dengan terbentuknya busa pada larutan sabun, tetapi busa yang dihasilkan sedikit.

2) Pada uji pengendapan sabun dari minyak goreng menghasilkan endapan putih sehingga larutan yang terbentuk menjadi keruh. Ha ini menunjukkan hasil uji positif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam praktikum ini peneliti banyak mendapat dukungan, bimbingan, serta semangat dari banyak pihak. Untuk itulah dengan penuh rasa hormat penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. I Nyoman Tika, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah biokimia.

2. I Wayan Madya, dan kawan–kawan selaku asisten dosen yang telah memberikan bimbingan dan tuntunan selama pada saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. tt. BioKimia. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta

Anonim2, 2007. Minyak Zaiutun dan Khasiatnya. Tersedia pada http://blogmacammacam.blogspot.com/2007/12/minyak-zaitun khasiatnya.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2009.

Anonim3, 2008. Gliserida. Tersedia pada http://wapedia.mobi/id/Gliserida. Diakses pada tanggal 29 Maret 2009

Matsjeh, Sabirin dkk. 1994. Kimia Organik II. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Wahjudi dkk.2005. Kimia Organik II . Malang: Universitas Negeri Malang.

Winarno. F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.